TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN GIGI

SELAMAT DATANG, AMBIL TIKET ANDA SILAHKAN MASUK................. mohon maaf karna kesibukan, blognya teman-teman belom semua saya sematkan, untuk blognya yang belom saya sematkan d widget akan tetap saya masukkan hari Sabtu, terima kasih............... Mmmmmuach....... :*

WASPADAI STUNTING (GIZI PENDEK) PADA ANAK BERESIKO TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Rabu, 18 Desember 2019

Stunting atau status gizi pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang diukur berdasarkan standar deviasi referensi WHO tahun 2005. Stunting dapat dikukur dengan indikator pengukuran tinggi badan terhadap umur TB/U yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang terhambat. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang diawali proses demineralisasi. Stunting dapat meningkatkan resiko terjadinya karies karena berkurangnya fungsi saliva sebagai sebagai buffer, pembersih, anti pelarut, dan antibakteri rongga mulut.

Dalam proses terjadinya karies, kualitas struktur gigi dan saliva merupakan faktor tuan rumah yang perlu diperhatikan. Pit dan fisur gigi posterior merupakan daerah yang rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan dan bakteri mudah tertumpuk, terutama pada pit dan fisur yang dalam. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan bentuk lengkung gigi yang tidak teratur dengan gigi berjejal mempermudah dalam perkembangan karies gigi. Saliva selain berperan sebagai buffer juga berperan dalam membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak.

Pada anak gizi kurang perkembangan kelenjar saliva mengalami atropi sehingga sekresi saliva menjadi berkurang dan menyebabkan fungsi saliva sebagai buffer, pembersih, anti pelarut, dan antibakteri juga berkurang. Apabila jumlah saliva yang disekresikan sedikit maka seluruh komponen yang terdapat dalam saliva juga sedikit, sehingga resiko terjadinya karies gigi meningkat. Aliran saliva yang menurun juga dapat diakibatkan oleh kurangnya rangsangan terhadap sekresi saliva terhadap anak-anak di Swedia dengan kondisi malnutrisi memiliki rasio aliran saliva yang lebih rendah dibandingkan anak dengan gizi normal.

Lambatnya erupsi gigi permanen pada anak juga berhubungan dengan adanya malnutrisi. Hal ini menyebabkan munculnya karies yang lebih banyak pada gigi primer anak yang mengalami malnutrisi. Gigi primer yang terlambat tanggal akan lebih lama terpapar makanan yang pada akhirnya akan menyebabkan resiko timbulnya karies pada gigi primer pun semakin meningkat.

Gerakan pencegahan stunting pada event HKN ke 54, merupakan salah satu upaya intervensi lintas sektor yang melibatkan stakeholder. Melalui penandatanganan komitmen dari Camat dan jajarannya, juga Kepala Puskesmas dan penulis adalah merupakan kepedulian dalam pencegahan stunting. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan pemerintah bahwa pencegahan stunting dapat dilakukan melalui komunikasi masa, selain pada media masa.

Kegiatan Gerakan Pencegahan Stunting pada event HKN ke 54 sejalan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan penanganan stunting yang menjadi prioritas pemerintah diperkuat dengan telah dikeluarkannya Permendesa No. 19 Tahun 2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, tahun 2018, penanganan stunting diprioritaskan pada 1000 desa di 100 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia, dengan penanganan melalui intervensi spesifik dan sensitive.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar